Revitalisasi Hutan Kota Malabar bukan sebagai fungsi Hutan melainkan Lahan


Akhir-akhir ini gencar sekali pemberitaan online tentang rencana revitalisasi Hutan Kota Malabar oleh Pemkot Malang bersama PT Otsuka. Rencana revitalisasi hutan seluas 16.000 m2 itu berbuntut terhadap gejolak penolakan oleh warga Malang. Pasalnya RTH Kota Malang justru akan berkurang apabila satu-satunya hutan yang tersisa ini beralih fungsinya.

Sebelum cukup jauh membahasnya mari kita lihat gambar di bawah ini. Gambar di bawah ini adalah Master Plan Revitalisasi Hutan Kota Malabar. Kelihatannya cukup menarik bentuk dari Hutan Kota Malabar beberapa tahun ke depan. Ingat!! Dari sisi “manusia” memang menarik tapi dari segi konservasi sama sekali tak menarik.




Mari kita bahas judul postingan ini, Revitalisasi Hutan Kota Malabar bukan sebagai fungsi “Hutan” melainkan “Lahan”. Judul tersebut murni sudut pandang dari saya, kalau orang lain mungkin berbeda-beda sudut pandangnya. Kata kunci yang terpenting di sini adalah “REVITALISASI”. Revitalisasi itu apa sih?? Mari kita lihat artinya dalam KBBI.

“Revitalisasi adalah proses, cara, perbuatan menghidupkan atau menggiatkan kembali”

Hmmm… pengertian yang cukup agung untuk sebuah kata revitalisasi. Sekarang yang jadi pertanyaan, apakah Hutan Kota Malabar sudah sebegitu tak berfungsinya hingga perlu direvitalisasi??
Apa karena “Hutan” Kota Malabar terlalu sepi pengunjung sehingga perlu dihidupkan kembali dengan bantuan taman bermain dll??

Maka dari itu, saya melihatnya sebagai suatu kegiatan alih fungsi lahan dan parahnya lagi Hutan Kota Malabar hanya dilihat sebagai “Lahan” bukan “Hutan”.

Nah habis baca-baca di internet nemu begini (Tempo.co):

Menanggapi protes aktivis lingkungan hidup, Wali Kota Malang Mochamad Anton memastikan tak ada alih fungsi hutan menjadi taman. Namun fungsi hutan Malabar akan dioptimalkan dengan menyediakan kolam penampungan air dan taman bermain anak. 

"Proses pembangunannya minim pengerasan dan tak ada penebangan pohon." Sehingga proses revitalisasi yang menghabiskan anggaran Rp 2,5 miliar dari tanggungjawab sosial perusahaan akan bermanfaat bagi publik. Hutan Malabar menjadi bersih dan layak untuk kegiatan publik.

OK kita save dulu penjelasan beliau, selain itu kita save dulu hasil pencitraan dari Google Earth buat jaga-jaga (17/5/2015). Kenapa Google Earth ikut-ikut? Biar ada bukti, apakah nantinya Hutan Kota kita semakin terbuka (adanya penebangan) atau tidak. Dalam melakukan penolakan seperti ini tidak boleh gegabah, harus ada bukti yang menyokong kita agar kita tak bisa mundur di medan perang. Hehe…..



Hutan Kota Malabar itu adalah rumah mereka…
Sebagian besar orang mungkin mengira bahwa Hutan Kota Malabar isinya cuma pohon-pohon tinggi yang menjulang. Anda salah besar meeen… Di situ ada kehidupan yang sama sekali tidak kita sangka. Memang di situ tak ada macan, merak ataupun beruang, melainkan hanya makhluk-makhluk kecil yang lemah yang harusnya kita lindungi. Hutan itu merupakan rumah bagi beberapa hewan jenis burung, tupai, reptil, kupu-kupu dan beberapa jenis serangga. 
Kita terdidik untuk tidak mencermati hal-hal kecil yang penting. Maka jadinya ya seperti ini, taunya cuma sulapan tiba-tiba jadi taman dan kita dengan polosnya bermain. Tapi dibalik itu, sudah berapa rumah mereka yang terenggut oleh kita. Gurat senyum kita mungkin jadi tangisan pedih bagi mereka.

Ngomong-ngomong soal bukti, di bawah ini akan disajikan beberapa jenis kupu-kupu yang hidup dan menjadikan Hutan Kota Malabar sebagai rumahnya. Ada 15 jenis kupu-kupu yang berhasil kita (FA+ASK) foto antara tahun 2013 – 2014. Mungkin masih banyak jenis lain yang tidak sempat tertangkap kamera kita. Jenis-jenisnya antara lain
1. Delias belisama

2. Euploea eunice

3. Euploea mulciber

4. Euploea tulliolus

5. Eurema blanda

6. Euthalia monina

7. Hypolimnas bolina (M)

8. Junonia erigone

9. Junonia hedonia ida

10. Koruthaialos focula

11. Papilio memnon

12. Papilio polytes javanus (M)

13. Phaedyma columella

14. Tanaecia palguna

15. Tanaecia trigerta




Semua spesies kupu-kupu yang ada di Hutan Kota Malabar ditemukan di atas serasah daun yang gugur, daun yang masih hijau dan bunga. Ditemukan juga jalan-jalan di paving atau semen tapi sangat jarang. Jika penyemenan tanah dan penebangan pohon dilakukan ke depannya, maka bisa diprediksi mereka tidak akan bertahan. Dan setau saya, kita tak menjumpai kehidupan yang seperti itu di taman-taman sulapan hasil CSR beberapa perusahaan yang lain. CMIIW :D

Ini kontribusi saya sebagai Arek Malang, kamu juga bisa berkontribusi dan ikut bersama menyelamatkan Hutan Kota Malabar dengan klik >> #savehutankotamalabar

Mari selamatkan bersama-sama kawan ^_^




Comments

Popular posts from this blog

[Manual] Input Data GPS ke QGIS dengan Bantuan Notepad dan Ms Excel

Input Koordinat dari GPS ke Quantum GIS via MapSource dan Google Earth [Trik Rumit ^_^]

Si Kuning yang Istimewa dari Belantara Coban Rais